sumber : http://moonlight_shadow1210.blogs.friendster.com/moonlight/2007

Oh Adinda , wajahmu nan cantik dihiasi
jilbab laksana indahnya kubah Masjid di
Depok yg dihiasi emas

Oh Adinda , sinar matamu sejuk laksana
pancuran air wudhu

Oh Adinda , tebalnya alismu laksana
tebalnya huruf AlQuran di awal Juz

Oh Adinda , tipisnya bibirmu laksana
tipisnya Kitab Mukhtashor Jiddan

Oh Adinda , kata-katamu penuh hikmah
laksana Kitab Al-Hikam

Oh Adinda , suaramu indah laksana
lantunan ayat-ayat Al-Quran

Oh Adinda , kata-katamu penuh
pengajaran bagi yg mendengarnya laksana
Kitab Ihya ‘Ulumiddin

Oh Adinda , kulitmu putih bersih nan
halus laksana Mukena yg baru dibeli di
Pasar Tanah Abang

Tapi Adinda , waktu demi waktu … hari
demi hari kulitmu menjadi kasar , kusam
dan pecah-pecah laksana bedug Musholla
Al-Hikmah

DINDA…….

Dinda, jangan kau goda mata ini dengan
dandanan yang banyak membuka aurat
mu………

Jangan sampai aku tak sanggup menahan
nafsu hingga Allah membenci ku……..

Dinda jangan keluarkan kata merdu dari
kalbu mu……

ku takut jantung ini berdetak tak
beraturan hingga gejolak darah muda tak
mampu ku tahan….

Dinda….. Jangan beri sedikitpun
kesempatan pada ku tuk menyentuh mu,
karena itu awal dari nafsu menguasai ku
yang akan selalu menagih jika aku
bertemu dengan mu.

Dinda… Jangan mau jika ku ajak pergi
berduaan, karena aku takut curi-curi
kesempatan hingga terbuai oleh syahwat
yang terus memburu kenikmatan semu.

Aku ingin kedekatan kita bukan malah
menjauhkan kita dari Syurga…. Aku tak
ingin kedekatan ini membuahkan kita
berdua masuk neraka…..

Andai aku bukan yang terbaik untuk mu,
ku rela lepaskan atribut cinta ku pada
mu… Demi tuk menjadi yang terbaik
bagi Allah.

Biarlah aku menangis ditolak olehmu,
daripada aku menangis
di siksa kubur….