Langit senja seketika memerah sejenak diantara kabut ibu kota yang begitu tebal laksana selimut usang yang dimamah anjing
Tatkala kubaca tiap baris pesanmu yg merinduku dari tepian jarak yang tak mungkin kusibak dalam hitungan jari
Hatiku gerimis, mengenang setiap kata yang begitu bermakna, yang telah kita torehkan bersama-sama pada prasasti yang kita beri nama janji
Bukankah aku pernah bilang?
bahwa kau adalah bintang yg membuat penyair sesekali tertegun berpikir untuk menyusun kata-kata yang lebih indah pada setiap baris puisinya.
Kalau kau baca, Desah nafasku akan menyiratkan sebuah fakta bahwa kesabaran dan rasa syukur yang tulus adalah suatu keindahan tersendiri yang tidak bisa kita pungkiri
Karena setiap tetesan mimpi kita akan bertemu pada satu muara kenyataan di suatu waktu nanti, dengan melewati berbagai liku jalan peristiwa yang dapat kita lalui dengan cahaya yang kita sebut “do’a”
Tinggalkan komentar